ABSTRAK
Studi fenomenologis ini mengeksplorasi bagaimana remaja laki-laki yang terpapar kekerasan membangun maskulinitas dan memahami hubungan antara maskulinitas dan perundungan. Delapan anak laki-laki (usia 12–17 tahun, usia rata-rata = 14,1) dari berbagai latar belakang ras, sosial ekonomi, dan identitas seksual diwawancarai secara individual. Temuan penelitian mengungkap pengaruh paparan kekerasan terhadap kepatuhan anak laki-laki terhadap hegemoni maskulinitas dan ketergantungan mereka pada agresi dan dominasi sebagai strategi perlindungan. Temuan penelitian juga menyoroti konflik internal anak laki-laki saat mereka bergulat dengan norma-norma maskulinitas yang membatasi. Meskipun terjadi konflik-konflik ini, beberapa anak laki-laki menunjukkan ketahanan dan agensi, menantang norma-norma hegemoni maskulinitas, dan membangun perspektif yang lebih inklusif. Studi ini mengungkap sifat perundungan yang bergender dan interseksional, yang berfungsi sebagai mekanisme untuk mengawasi maskulinitas melalui perilaku homofobik dan misoginis. Dengan menempatkan temuan-temuan ini dalam kerangka kerja yang relevan termasuk performativitas gender dan hegemoni maskulinitas, studi ini memberikan wawasan baru tentang persimpangan antara kekerasan, maskulinitas, dan perundungan. Implikasi untuk pencegahan, intervensi dan pengembangan maskulinitas positif di kalangan anak laki-laki yang terpapar kekerasan dibahas.
Menavigasi Maskulinitas dan Bullying: Perspektif Anak Laki-laki Remaja yang Terpapar Kekerasan
